Home

Jumat, 29 Oktober 2010

BE A MAN

Add caption
Sekitar pertengahan 2010 saya bergabung kedalam SOLID TROOPERS airsoft team. Setelah secara resmi di rekrut oleh Thomas Nawilis (salah satu pendiri Solid). Ketika itu saya baru pulih dari cedera patah tulang akibat kecelakaan motor.

Saat ini SOLID terdiri dari 24 anggota, tim ini menegaskan setiap anggotanya untuk bermain dengan sportif. Kami tidak memiliki struktur apapun seperti kapten, komandan atau 'jagoan'. Sekali anda menjadi SOLID TROOPERS maka anda setara dengan yang lainnya.

Cara kami bermain airsoft sangatlah berbeda dengan tim-tim airsoft lainnya (dari apa yang telah kami saksikan di lapangan) kami tidak mementingkan kemenangan. Kami lebih kedalam permainan itu sendiri untuk saling bekerja sama, tetap fokus pada setiap game objective dan have fun tentunya.


Kamis, 28 Oktober 2010

Bukan Banci Biasa

                 Clemency, Isman(day)/Manis(night), Rica Donna

I Got Punk'd

Jadi inget waktu MAKRAB (malam keakraban)FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain)UNTAR. ketika baru masuk. ceritanya saya beserta 10 teman lainya diminta ketua BEM untuk mengambil kayu-kayu bakar untuk membuat api unggun, ternyata ketika memasuki suatu ruangan, hanya kostum dan wig perempuan yang saya lihat. "You Got Punk'd" kata ketua BEM. Kita dibaluti busana dan riasan wanita.

Saya sendiri mengenakan rok ketat yang pendek, hanya 2cm dibawah burung dengan pola polkadot dan kemeja wanita warna pink yang bagian bawahnya di untai seperti pita layaknya gadis koboi dengan balon air sebagai silikon.


Ada juga yang tidak kebagian kostum, maka selimut bak kemben menjadi salah satu busana yang dikenakan salah satu teman saya.


Kami akan menjadi bahan hiburan Mahasiswa/wi FSRD UNTAR lainnya yang juga masih tidak mengetahui tema hiburan selanjutnya, yaitu acara Tiger Show(pertunjukan banci)

Lampu ruangan dimana Mahasiswa/wi berkumpul di matikan, musik RnB pun dimainkan beserta lampu disko jadi-jadian menggunakan senter diputar-putar oleh senior. Kami memasuki ruangan satu persatu ala Miss Universe. semua histeris.



GUESS WHAT?! I won the vote as Miss Banci UNTAR 2007.

Minggu, 24 Oktober 2010

High School Time

Foto saya semasa High school di Tunku Putra International School (TPIS) Kuching Malaysia. Sebuah kota kecil yang tidak dapat menjanjikan masa depan yang cerah, hanya kehidupan yang monoton dan kebosanan semata. Sempat kutinggalkan gemerlapnya kota Jakarta dengan lampu-lampu kotanya yang terang benderang dan hampir tak pernah padam. Terkadang aku rindu polusi kota Jakarta, setiap kali aku mendarat di bandara soeta, hal pertama yang aku lakukan ketika menuruni pesawat adalah menarik dalam-dalam udara Jakarta yang memiliki ciri khas tersendiri.
Di Kuching semuanya tertata rapih, bersih dan aman. Gubuk adalah rumah yang tidak pernah saya jumpai disana. Antara rumah satu dengan yang lainya memiliki bentuk bangunan yang serupa, seperti ada monopli dalam pembangunan real estatenya. Aku yakin wartawan setempat sulit mencari berita, karena terlalu tenang. Ketika ada berita penculikan, maka berita itu boleh menjadi headline news salama 1 bulan bahkan lebih.
Pertama kali saya tiba di Kuching. Perut ini seperti tidak dapat menerima makanan yang masuk, karena terlalu bersih, makanan-makanan yang saya jumpai terasa hambar, seperti kekurangan sesuatu. entah itu minimnya penyedap rasa, MSG atau mungkin pengawet.
Hiburan satu-satunya yang selalu saya singgahi di Kuching setiap minggunya adalah Cinema. Taxi menjadi salah satu transport andalan dimana pengeluaran terbesar saya adalah penggunaan Taxi cab. Oh selain itu pulsa, karena saya selalu rindu rumah dan teman-teman di Jakarta.
Kuhabiskan 3 setengah tahun masa remaja ini. bahkan kulewati ulang tahun ke 17 ku di hutan entah berantah di Borneo atau yang biasa di sebut Kalimantan.  Pelajaran yang di dapat adalah.. aku menjadi lebih sabar.

Senin, 18 Oktober 2010

What a 5th grader can do in apartment? #1

Saya masih kelas 5 SD, suatu siang di tahun 1998, teman saya yang bernama Calvin Abbas menelfon ke telepon rumah saya dan memberitahukan kepada saya bahwa dia baru saja dikeroyok oleh dua orang yang umurnya sebaya dan Calvin sempat menangis. Mendengar berita tersebut, saya segera bergegas ke TKP(Tempat Kejadian Perkara). Saya menggunakan ojek speda dari Pluit ke Apartemen Metro Sunter. Dengan ongkos 8000 rupiah saya sampai disana. Sekitar pukul 3 sore saya tiba di apartemen Calvin, ia menceritakan kronologis yang menimpa dirinya. Ceritanya ada anak yang bernama Anom dan Rudi yang dangan membabi buta memukuli Calvin tanpa sampat meberikan perlawanan. Calvin pun sempat menangis kesakitan, dan mengajak saya untuk membantu dia memberi pembalasan kepada dua orang tersebut.
Mendengar hal itu saya langsung setuju, dan dalam hati pun panas mendengar teman saya di pukuli, selain itu saya juga hobi berkelahi. Kita sepakat untuk mencari orang tersebut sore ini.
Untuk persiapan berkelahi nanti sore saya melakukan push-up dan sit-up, selain itu saya membeli energy drink 'lipovitan' di mini market apartemen.
Rencananya saya sendiri akan melawan mereka berdua Rudi dan Anom.
Ketika sore menjelang terlihat anak-anak sedang bermain bola di lapangan seberang apartemen Metro Sunter, dan di situlah kita akan menemukan Rudi dan Anom ujar Calvin. Dari apa yang saya lihat, disana ada puluhan anak yang sedang bermain bola. Umur mereka beragam, dan yang paling kecil dari mereka adalah seumuran dengan Calvin.
Bukan ide bagus untuk menantang berkelahi dua orang dari dua kesebelasan sepak bola di lapangan tempat mereka bermain. Lalu saya menunggu di pinggir lapangan ketika Calvin memanggil menghampiri orang yang bersangkutan untuk berkelahi melawan saya. Calvin tampak santai dan terlihat tertawa-tawa, dan saya masih tidak tau antara santapan rohani atau maut yang akan saya hadapi.
Ketika Calvin selesai berbincang-bincang, nampak seluruh mata yang ada di lapangan itu menoleh ke arah saya dengan tatapan sinis. Lalu tidak lama kemudian mereka semua mengerubungi saya dengan membentuk lingkaran, seperti ingin menjatuhkan mental.
Menanggapi hal tersebut saya bersikap santai, karena tujuan saya adalah melawan Rudi dan Anom. bukan mereka semua. Anom dikenal dikalangan teman-temannya sebagai yang paling kecil dibandingkan yang lain, tetapi dia punya kelebihan yaitu sabuk coklat pada ilmu bela diri Taekwondo. Pada saat itu saya juga mengikuti bimbingan Taekwondo, tetapi saya masih sabuk kuning. Mengetahui Anom bukan anak biasa, teman-temannya dengan percaya diri menerjunkan Anom saja untuk melawan saya. Salah satu dari mereka ada yang berkata "lo mau babak-belur, lo mau pingsan.. jangan lapor orang tua!" seakan yakin saya yang akan kalah.
Ketika langit menjadi gelap mereka membentuk lingkaran besar bagai ring pertandingan taekwondo, kami pun sebelum berkelahi diwajibkan untk melepas alas kaki dan baju.
detik-detik pertarungan di mulai langit sudah gelap total.
Ketika diberi aba-aba mulai, kami berhadap-hadapan, dan Anom mengacungkan jempol keatas tepat di depan muka saya lalu mengubahnya menjadi jempol ke bawah (tanda hinaan), dan merubah simbol tersebut menjadi bogem mentah tepat di kening saya. Lepas itu dia menghilang bagaikan ninja.
Saya mencoba mencarinya dengan menoleh ke arah kiri maupun kanan, namun tidak tampak. Tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah tendangan yang dilakukan seiring lompatan, dalam taekwondo teknik tersebut disebut side kick. Tendangan tersebut tepat mengenai punggung saya, akan tetapi saya tidak tersungkur seperti yang dia harapkan, karena saya sudah siap dengan kuda-kuda. Melihat kuda-kuda saya, pihak musuh tidak lagi meremehkan saya, dan mulai menjaga jarak.
Setelah 1 jam pertarungan Anom selalu sukses menghindari pukulan maupun tendangan yang saya lontarkan, dia menghindar dengan sangat lincah, walaupun saya sudah bergerak dengan kecepatan penuh. Menyadari hal itu saya merubah strategi saya, saya tidak berniat mengenai dia, melainkan menurunkan moral dia, dengan cara mengeluarkan jurus-jurus sakti sepeti di atraksi kung-fu atau jurus yang sering kita lihat di film silat. Salah satunya adalah tendangan putar tanpa henti mengejar lawan, gaya baling-baling yaitu: melompat lalu berputar 360 derajat dengan badan horizontal sejajar dengan kaki yang dilakukan berulang-ulang, dan bahkan kapoera. Cara itu berhasil menurunkan moral, bukan hanya Anom melainkan teman-temannya juga.
Setelah setengah jam berlalu dengan cara tersebut saya sadar, bahwa secara skor saya masih kalah, karena gerakan Anom sangat cepat bagaikan melawan kera sakti. Lalu cara terakhir yang saya gunakan adalah.. Saya tidak lagi mengincar titik fatal, melainkan saya akan menendang sekeras-kerasnya apa pun yang menempel di badan dia, Karena Anom selalu menjaga jarak dengan baik, sehingga tidak memungkinkan untuk tangan saya menjangkau dia dengan pukulan, melainkan kaki dengan tendangan.
Dengan cara tersebut setelah 30 menit kemudian saya berhasil mengenai tangan dia yang mencoba menangkis tendangan saya. Seketika dia menghilang kembali. Saya menoleh ke segala arah, tetapi tidak menemukannya. Tiba-tiba temannya menghampiri saya dan berkata "si Anom tangannya patah, gimana masih mau lanjut lagi sama gw? atau damai?". mengingat saya sudah bertarung selama 2 jam dan juga yang menantang saya berbadan besar dan umurnya jauh di atas saya, maka saya berkata. "yaudah saya say sorry, damai aja deh" lalu kita semua bersalaman. Dan lepas itu kita membakar singkong bersama hasil curian dari kebun sebelah lapangan bola, dan bertingkah seperti sebelumnya tidak ada apa-apa. Entah mengapa kami menjadi cepat akrab, dan mereka menaruh respect kepada saya.

Ketika kembali ke apartmen Calvin badan saya baru mulai terasa pegal-pegal dan sakit. Saya merasa puas sekali karena saya mendapatkan santapan rohani. Setelah apa yang saya lewati itu, tidak mencegah niat saya untuk berbuat kenakalan lainnya atas ajakan lainya yaitu "prank call"
atau mengerjai orang lewat telpon, dari nomor yang diketik secara acak. Calvin mulai beraksi "Halo selamat malam! ini dengan redaksi Rinso, Ini dengan ibu siapa dimana? saat ini ibu sedang tersambung dengan kuis Rinso, pertanyaanya mudah bu.., coba sebutin warna dasar dari rinso..." ibu tersebut dengan ragu-ragu menjawab hijau. Calvin dengan nada senang membalas "Benaarrr!, selamat ibu mendapatkan satu unit motor." ibu itu teriak kegirangan lalu kami menutup telpon.
Kami secara bergiliran melakukan 'Prank call" kini giliran saya yang menelpon. Ketika telpon di angkat, saya yakin yang menjawab adalah seorang pembantu rumah tangga, maka dengan spontan saya menyuruh.. "bak, panggilin mama dong! penting." lalu pembantu tersebut merespon "iya den, tunggu sebentar." ketika pembantu itu memanggil, saya menutup telpon.
Calvin pun ingin meniru cara yang sama dengan saya, dan kebetulan yang mengangkat telpon juga pembatu rumah tangga. Calvin: "ba.. panggilin mami dong cepet! penting." lalu embak tersebut merespon.. "orang anaknya masih bayi koq.." lalu Calvin geram dan akhirnya menutup telpon.
Setelah bosan melakukan prank call, kami berencana untuk membakar telpon darurat yang terletak di masing-masing lantai apartemen Metro Sunter. Kami turun menggunakan tangga darurat menuju 2 lantai kebawah. Dan mulai membakar telpon darurat itu dengan korek api gas hingga kabel telponnya meleleh dan terbakar dengan sendirinya. karena dihadapan telpon darurat tersebut ada jendela, maka satpam yang sedang patroli melihat adanya api dan mulai berlari ke arah kami, dan kamipun berlari berpisah mengindari kejaran satpam. Saya berlari ke lantai dasar. Lalu sampainya saya di dasar saya seakan santai ketika melewati satpam di bawah, lalu satpam mengintrogasi saya. "kamu yang barusan bakar telpon darurat terus lari dari atas yah?" lalu saya menjawab.."engga koq pak orang saya barusan jajan di mini market." lalu satpam tersebut percaya dan melepaskan saya. ketika menaiki lift untuk kembali ke unit apartmen Calvin tiba-tiba di lantai 3 lift berhenti dan ketika pintu lift terbuka, dengan nafas yang terbata-bata Calvin masuk ke lift saya dan bertanya "kabur kemana tadi?" isman:"oh gw di bawah di introgasi satpam, untung ga ketauan.." Calvin: "lo enak.. kalo gw di kejar-kejar satpam, untung ga ketangkep."
Selepas itu kita mengakhiri hari dengan tidur, dan saya bermalam di apartmen Calvin. Sebelum tidur kami merencanakan perbuatan-perbuatan lainnya yang akan kami lakukan besok.

Jumat, 15 Oktober 2010

What 5th grader can do at home? #1

Saya memiliki sepupu bernama Hide, dia adalah anak dari adik mama saya, dan papanya adalah warga keturunan Jepang. umur saya dan dia hanya selisih 2 minggu saja. ketika kecil saya lebih banyak menghabiskan waktu saya di rumahnya daripada di rumah sendiri. salah satu kegemaran kami adalah melakukan 'prank call', yaitu ngerjain orang melalui telpon. Nomor yang kita pilih secara asal.. entah itu perusahaan yang mencantumkan nomernya di TV, stasiun radio, atau nommor yang kita tekan secara asal-asalan.

ketika melakukan 'prank call' saya masih memiliki etika, yaitu tidak menggunakan kata makian, tetapi tidak dengan sepupu saya dia menggunakan kata-kata kasar orang dewasa.
ketika menelpon suatu perusahaan, nada sambung berbunyi.. tuut.. tuut.. clek.. diangkat operator: "slamat siang ini dengan Wendi.. ada yang bisa saya bantu?" isman: "ini peri-peri kibler.." lalu sepupu saya merebut telponya, Hide: "eh.. (sensor) luh" sambil ketawa-ketawa lalu di tutup telpon nya. Saya mulai panik karena setahu saya kalau telpon perusahaan bisa melacak nomer kita, apabila bercanda kita keterlaluan. lalu kita pun panik dan mojok di sudut ruangan menunggu detik-detik telpon balasan berbunyi. Tidak lama kemudian... telpon pun berbunyi dan kita saling tatap-tatapan menunggu dering telpon cepat berlalu sehingga orangtua Hide tidak mengangkat telpon tersebut. Tapi dari dalam kamar orang tua hide terdengar bahw telpon itu di angkat.. "halo.." operator: "halo selamat siang bu, ibu punya anak-anak yah? tadi anak ibu telpon ke perusahaan kami ngomong kotor bu.."

Mendengar hal itu orang tua Hide dengan nada marah menanyakan siapa yang nelpon?, lalu Hide dengan cepat menjawab "Isman" lalu menanyakan kembali, "ngomong apa di telpon?". Hide langsung menjawab.. "umm.. pantat." Saya diam seribu bahasa karena ketakutan ketika diomelin. Padahal Hide yang menggunakan kata kasar dan kata itu bukan 'pantat', melainkan jauh lebih kasar lagi. Ketika mamanya kembali ke kamar, Hide tertawa seperti baru lepas dari maut dan saya merasa seperti kambing hitam.. "huff"

Pada hari lainnya di kamar Hide ada saya yang sedang baca komik Doraemon dan juga mamanya Hide yang sedang membersihkan karpet dengan sapu lidi, saat itu hide sedang main airsoft gun, atau yang kita sebut dengan 'pestol kokang', karena pestol itu penggunakan peluru plastik dan harus di kokang sebelum di tembak, sehingga per nya bekernja untuk melontarkan peluru dan apabila kena orang, rasanya cukup sakit, bahkan menyebabkan memar.
Hide memeriksa bahwa pestol mainan tersebut sudah tidak ada pelurunya. Dia memastikan dengan mengokang lalu menembakan kearah bantal, namun benar pestol mainan tersebut sudah kosong, lalu dia mengokang kembali dan menembakan ke arah pintu, dia semakin yakin bahwa pestol tersebut sudah kosong, dan untuk memastikannyanya, Hide menembakan pistol kosong itu ke arah langit-langit. ketika sudah yakin bahwa pistol tersebut osong, maka iya mengarahkan dan menembakan pistol itu ke arah mamanya tanpa ragu-ragu.. "dorr" namun naas nasib kedua-duanya, karena ternyata ada peluru yang keluar mengenai mama Hide yang sedang membersihkan karpet dengan sapu lidi. "aduuh..", Hide pun kaget, dan dengan tangan menggengam sapu lidi mamanya langsung berjalan kearah hide sambil berkata "dasar anak an@#$ng!" 'cetarr... ceterrr.. cterrrr' Hide pun langsung di sabet pake sapu lidi. Dalam hati saya (untung ga diarahin ke gw..) :-o