Home

Jumat, 15 Oktober 2010

What 5th grader can do at home? #1

Saya memiliki sepupu bernama Hide, dia adalah anak dari adik mama saya, dan papanya adalah warga keturunan Jepang. umur saya dan dia hanya selisih 2 minggu saja. ketika kecil saya lebih banyak menghabiskan waktu saya di rumahnya daripada di rumah sendiri. salah satu kegemaran kami adalah melakukan 'prank call', yaitu ngerjain orang melalui telpon. Nomor yang kita pilih secara asal.. entah itu perusahaan yang mencantumkan nomernya di TV, stasiun radio, atau nommor yang kita tekan secara asal-asalan.

ketika melakukan 'prank call' saya masih memiliki etika, yaitu tidak menggunakan kata makian, tetapi tidak dengan sepupu saya dia menggunakan kata-kata kasar orang dewasa.
ketika menelpon suatu perusahaan, nada sambung berbunyi.. tuut.. tuut.. clek.. diangkat operator: "slamat siang ini dengan Wendi.. ada yang bisa saya bantu?" isman: "ini peri-peri kibler.." lalu sepupu saya merebut telponya, Hide: "eh.. (sensor) luh" sambil ketawa-ketawa lalu di tutup telpon nya. Saya mulai panik karena setahu saya kalau telpon perusahaan bisa melacak nomer kita, apabila bercanda kita keterlaluan. lalu kita pun panik dan mojok di sudut ruangan menunggu detik-detik telpon balasan berbunyi. Tidak lama kemudian... telpon pun berbunyi dan kita saling tatap-tatapan menunggu dering telpon cepat berlalu sehingga orangtua Hide tidak mengangkat telpon tersebut. Tapi dari dalam kamar orang tua hide terdengar bahw telpon itu di angkat.. "halo.." operator: "halo selamat siang bu, ibu punya anak-anak yah? tadi anak ibu telpon ke perusahaan kami ngomong kotor bu.."

Mendengar hal itu orang tua Hide dengan nada marah menanyakan siapa yang nelpon?, lalu Hide dengan cepat menjawab "Isman" lalu menanyakan kembali, "ngomong apa di telpon?". Hide langsung menjawab.. "umm.. pantat." Saya diam seribu bahasa karena ketakutan ketika diomelin. Padahal Hide yang menggunakan kata kasar dan kata itu bukan 'pantat', melainkan jauh lebih kasar lagi. Ketika mamanya kembali ke kamar, Hide tertawa seperti baru lepas dari maut dan saya merasa seperti kambing hitam.. "huff"

Pada hari lainnya di kamar Hide ada saya yang sedang baca komik Doraemon dan juga mamanya Hide yang sedang membersihkan karpet dengan sapu lidi, saat itu hide sedang main airsoft gun, atau yang kita sebut dengan 'pestol kokang', karena pestol itu penggunakan peluru plastik dan harus di kokang sebelum di tembak, sehingga per nya bekernja untuk melontarkan peluru dan apabila kena orang, rasanya cukup sakit, bahkan menyebabkan memar.
Hide memeriksa bahwa pestol mainan tersebut sudah tidak ada pelurunya. Dia memastikan dengan mengokang lalu menembakan kearah bantal, namun benar pestol mainan tersebut sudah kosong, lalu dia mengokang kembali dan menembakan ke arah pintu, dia semakin yakin bahwa pestol tersebut sudah kosong, dan untuk memastikannyanya, Hide menembakan pistol kosong itu ke arah langit-langit. ketika sudah yakin bahwa pistol tersebut osong, maka iya mengarahkan dan menembakan pistol itu ke arah mamanya tanpa ragu-ragu.. "dorr" namun naas nasib kedua-duanya, karena ternyata ada peluru yang keluar mengenai mama Hide yang sedang membersihkan karpet dengan sapu lidi. "aduuh..", Hide pun kaget, dan dengan tangan menggengam sapu lidi mamanya langsung berjalan kearah hide sambil berkata "dasar anak an@#$ng!" 'cetarr... ceterrr.. cterrrr' Hide pun langsung di sabet pake sapu lidi. Dalam hati saya (untung ga diarahin ke gw..) :-o

Tidak ada komentar:

Posting Komentar